SATPAM BUKAN PENJAHAT

29 08 2007

Ceritanya suatu siang anak-anak dan abinya lagi ngantri di BSM (Bank Syariah Mandiri).
Asal tahu aja… anak-anak kami super lincah. Naik sana sini… loncat sana sini…
Karena ga enak sama yang lain, si abi negur si sulung: “Kak, jangan gitu ah, nanti dimarah pak satpam lho.”
Ternyata pak satpamnya denger, apa katanya?
“Jangan takut de, pak satpam bukan penjahat kok.”
Glek!@#@!!!!!!&^%&*
Wajah si abi saat itu juga langsung memerah. Malu.
Pernyataan Pak Satpam tadi benar.
Tapi kita memang seperti itu. Sering mengambil jalan pintas untuk mendiamkan anak kita dengan cara yang kurang mendidik.
Ust. Fauzil Adhim, dalam bukunya “Salahnya kodok” mengungkapkan tentang satu kebiasaan kita yang masih dilakukan sampai sekarang. Berikut petikannya:
…….
Ketika anak menangis karena terjatuh, berbeda dengan orang tua di Jepang –bila menghadapi anak mereka menangis, kata Dr. Usmar Salam, mereka akan mengatakan buat apa menangis? Kena batu saja menangis? Setelah itu mereka akan menjelaskan- orang tua di Indonesia menyikapinya dengan menyalahkan kodok, “Ouw, salahnya kodok. Kodoknya nakal, ya? Anak ibu nggak salah, dijatuhkan. Huh, nakal kamu kodok.”
Kodok masih untung. Yang kasihan ayam. Kalau ia kebetulan mencari makan dan kemudian seorang anak terjatuh ketika belajar berjalan, maka orangtua si anak yang terjatuh akan melempar ayam sambil berkata, “Uh, ayamnya nakal. Sudah ibu lempar biar kapok.”
……..
Saya sering mendengar itu, dulu… ketika saya masih kecil. Waktu saya masih kecil. Tapi ternyata sekarang pun masih banyak saya jumpai orangtua yang demikian. Kadang-kadang pintu atau lantai yang disalahkan, hingga dipukul ketika anak terjatuh atau terantuk. Kita senantiasa mencari kambing hitam atas sebuah masalah. Sama sekali tidak mendidik.

Kembali ke masalah satpam tadi. Jadi teringat sebuah kata bijak dari Ali bin Abi Thalib ra. Yang kurang lebih isinya begini: Jangan melihat siapa yang berbicara tapi simaklah apa yang disampaikan. Sebuah taushiyah yang bagus. Jangan melihat apakah dia seorang guru, dokter, satpam, penjual sayur, penjual jamu, dsb. Jika apa yang disampaikannya adalah sesuatu yang baiik, jangan ragu untuk mengambilnya. Kalimat satpam diatas tadi sungguh merupakan sebuah pelajaran berharga bagi kami. Terima kasih Pak Satpam.